Sejarah Singkat berdirinya Rumkit Bantuan Dr. Hadiono Singgih dan berdirinya staf Denkesyah Mojokerto tidak lepas dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada jaman Revolusi fisik Bangsa Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Di dalam penyusunan sejarah berdirinya Kesatuan tersebut maka kita bagi beberapa periode sbb :
I. Periode revolusinya sendiri di Surabaya .
II. Periode mempertahankan (Pertahanan).
a. Di daerah Surabaya .
b. Di daerah Krian, Lamongan. Mojosari, dan Balongbendo.
c. Di daerah Mojokerto.
d. Di daerah Jombang, Mojowarno dan Wonosalam.
e. Di daerah pare, Kandangan dan Kediri .
III. Periode penyerahan Kedaulatan :
Beberapa tokoh Kesehatan yang berperan dalam peristiwa pada saat itu a.l. :
1. Letkol dr. I.P. Rajimin
2. Mayor dr. G. Johar (almarhum)
3. Mayor dr. Syarif Tayib
4. Mayor dr. Soepraoen (almarhum)
5. Mayor dr. Hadiono Singgih (almarhum)
6. Kapten dr. Piet Mamahit
7. Kapten dr. Soegeng
8. Lettu Purn. Soemarso
9. Kapten Purn. Abd. Razak
Dan lain-lain dokter serta paramedis yang terlibat langsung pada saat itu.
I. PERIODE REVOLUSI :
Pada tahun 1945 – 1946 BKR terbentuk berubah TKR dari kesatuan Divisi VI maka anggota Kesehatan yang tergabung dipimpin oleh Letkol dr. I.P. Rajimin mengambil alih RS. Darmo untuk merawat para korban pertempuran.
II. PERIODE PERTAHANAN TAHUN 1946 – 1948 :
Setelah Surabaya tidak dapat dipertahankan lagi maka BKR mundur ke arah selatan ke daerah Sepanjang dan membentuk pertahanan termasuk satuan Kesehatan.
Staf Divisi VI berkedudukan di Mojokerto sedangkan satuan Kesehatan membentuk pos belakang ( RS. Gatoel ) yaitu DKT Divisi VI yang dipimpin oleh Letkol dr. I.P. Rajimin.
DKT Divisi VI membentuk Pos-pos Lapangan yaitu :
- Pos Bangsal
- Pos Mojosari
- Pos Krembung
- Pos Tulangan
- Pos Karang Pilang
- Pos Karang Nongko
- Pos Krian
- Pos Sidoarjo
untuk memberikan pertolongan pada para korban di daerah perang.
Selain Pos depan dibentuk juga Pos Chirurgie yang berkedudukan di Balong Bendo yang dipimpin oleh Mayor dr. G. Djohar ( ± 7 km dari Mojokerto ke arah Surabaya ). Daerah Sepanjang tidak dapat dipertahankan maka beberapa Kesatuan mundur ke Mojosari selanjutnya ke Wonosalam.
Pos belakang yang bermarkas di Mojokerto ( RS. DKT Gatoel ) menjadi Pusat Komando didalam mengatur/menyususn strategi khususnya bidang kesehatan.
Daerah pertempuran Krian dibagi menjadi 2 sektor yaitu :
1. Daerah Wringin Anom untuk fron utara kali Brantas dengan Mayor dr. Hadiono Singgih dan Lettu Soemarso sebagai penanggung jawab kesehatan pasukan.
2. Daerah Prambon dipimpin oleh Mayor dr. Syarif Tayib.
- SEKTOR SEPANJANG :
1. Mayor dr. Soepraoen gugur akibat dari sergapan serdadu Belanda dalam menjalankan tugasnya untuk meninjau anggota Kesehatan bawahannya yang bertugas di garis depan, kemudian dimakamkan di Desa Legundi.
Pada Tahun 1950 kerangka jenazah dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Gajah Mada Mojokerto.
Untuk mengenang jasa almarhum diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Tk. II Kesdam V/Brawijaya yang berkedudukan di Malang .
- SEKTOR KRIAN :
2. Mayor dr. Hadiono Singgih : pada suatu malam th. 1946, Mayor dr. Hadiono Singgih bersama dengan Mayor Masduki sebagai Dan Yon mengunjungi Pos Chirurgie di Balong Bendo yang dipimpin oleh Mayor G. Djohar dengan maksud untuk mengadakan serangan di Desa Banjar Pertapaan, sebelah timur Krian. Akibat penyerangan tersebut maka gugurlah Dan Yon Mayor Masduki bersama Mayor dr. Hadiono Singgih. Selanjutnya dimakamkan di desa tersebut dan pada th. 1950 kerangka jenazah almarhum dr. Hadiono Singgih dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Gajah Mada Mojokerto. Untuk mengenang jasa almarhum diabadikan menjadi nama Rumah Sakit DKT Gatoel menjadi Rumah sakit Tk. IV dr. Hadiono Singgih yang diresmikan oleh Pangdam VIII/Brawijaya Mayjen Widjojo Soejono.
Pada bulan Maret 1947 Mojokerto diduduki Belanda kemudian RS. DKT ST dipindahkan ke RS. PMI Kediri yang sekarang menjadi Polin 05.08.01 Kediri , selanjutnya membentuk Pos-pos depan.
- Pos Ploso dipimpin oleh Mayor dr. Syarif Tayib.
- Pos Mantub dipimpin oleh dr. Moestaman dan dr. Hutagalung.
Pada tahun 1948 – 1949 RS. Kediri dipindahkan ke Ngoro ke Desa Kawedusan, selanjutnya anggota Kesehatan mengikuti dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil menjadi perang gerilya.
IV. PERIODE PENYERAHAN KEDAULATAN :
Tahun 1950 Kesatuan Kesehatan Angkatan Darat Jawa Timur disusun kembali menjadi DKT Divisi I Teritorium V Jawa Timur berkedudukan di Surabaya . Selanjutnya menjadi Kesdam V/Brawijaya yang sekarang berkedudukan di Jl. Pattimura No. 1 Malang . Sedangkan DKT ST 17 masuk Mojokerto menempati RS. DKT Gatoel kembali, kemudian menjadi DKT ST 17 yang sekarang menjadi Denkesyah 05.04.02 Mojokerto berkedudukan di Jl. A. Yani No. 9 Mojokerto. Sedangkan RS. DKT ST 17 (RS. Gatoel) menjadi Polin 05.08.02 Mojokerto yang berkedudukan di Jl. Raden Wijaya No. 58 Mojokerto.